Dengan sedikit gelisah, saya memacu sepeda motor saya untuk
menuju ke kampus. Melintasi jalan raya bogor untuk dapat sampai di kampus,
seperti biasanya sesampai didaerah PAL daerah cimanggis, kemacetan sudah
terlihat walaupun tidak begitu parah. Menyebabnya tidak lain ternyata bis-bis
besar di pinggir-pinggir jalan terlihat sedang memarkirkan kendaraannya untuk
mengangkut dan menurunkan para penumpang. Seharusnya menaikkan dan menurunkan
penumpang dilakukan di terminal, akan tetapi tidak seperti itu pada
kenyataannya. Terminal bayangan, istilah yang ditujukan untuk tempat menaikkan
dan menurunkan penumpang bis bukan pada tempat resmi sebagaimana mestinya,
hanya di jalanan saja. Fenomena ini seakan menambah daftar penyebab kemacetan,
karena sebagian jalan tertutup oleh badan bis dan membuat arus kendaraan
menjadi macet. Banyak faktor yang menyebabkan adanya terminal bayangan,
diantaranya faktor lokasi terminal resmi, yang mungkin jaraknya jauh sehingga
membuat para penumpang lebih memilih untuk naik dan turun di terminal bayangan
karena lebih menghemat waktu dan tenaga. Seharusnya pemerintah terkait harus
lebih aktif dalam menangani adanya terminal bayangan, jikalau peraturan sudah
dibuat akan tetapi tidak dijalankan dengan semestinya, untuk apa peraturan itu
dibuat, untuk dilanggar? Atau untuk hiasan? Mungkin aparat yang berwenang perlu
merazia bis-bis yang menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya. Selalu ada
sebab akibat akan adanya terminal bayangan tersebut. Macet bukan hanya masalah
pemerintah setempat, melainkan masalah kita bersama-sama, maka dari itu harus
di cari solusi yang tepat untuk mengatasinya, salah satunya menghapus terminal
bayangan dan mengembalikan fungsi dari terminal resmi sebagai tempat untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar