Seiiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
berkembang, tingkat belanja rakyat Indonesia pun seakan ikut berkembang. Bisa
dilihat dari semakin menjamurnya mall-mall di Indonesia terlebih di kawasan
metropolitan seperti Jakarta. Seakan mall-mall tersebut tak pernah sepi, menjadi
tempat ibadah kedua untuk memenuhi hasrat mereka menghabiskan segelintir
uang. Seakan shopping sudah menjadi kebutuhan primer dikalangan masyarakat saat
ini, terlebih untuk mereka kaum kelas menengah keatas yang bisa dibilang
golongan yang cukup konsumtif. Di era saat ini, dimana kehidupan urban seakan
sangat terlihat ganas, tidak mengurungkan niat mereka untuk tetap melangkah
melenggang ke pusat-pusat perbelanjaan. Entah apa yang dijadikan tolak ukur mereka untuk
menjalani kehidupan, gengsi? Atau memang kebutuhan? Entahlah. Di sisi lain, pihak pusat perbelanjaan seakan
tidak mau kehilangan momen dimana tingkat daya beli masyarakat cukup tinggi.
Tidak jarang banyak mall-mall yang sering menghadirkan diskon besar-besaran dan
midnight sale yang kian menjamur untuk dijadikan makanan empuk untuk mereka
para penggila shopping. Saat ini dimana pasar tradisional seakan tergeser
keberadaannya oleh mall-mall yang menjulang tinggi. Banyak alasan mengapa
banyak orang lebih memilih ke mall dari pada ke pasar tradisional, mulai dari
keadaan mall yang nyaman, bersih, tingkat keamanan yang cukup baik dan tidak
ketinggalan diskon yang selalu disajikan di mall-mall. Semua itu berbanding
terbalik dengan keadaan pasar tradisional, walaupun secara perbandingan harga,
barang-barang dipasar cukup lebih murah di bandingkan di mall-mall, melihat
keadaan pasar yang seakan terkesan kotor, kumuh, bau, becek dan tingkat
kriminalitas yang tinggi membuat para penggila shopping enggan untuk kesana,
mungkin anggapan mereka, pasar tradisional hanya cocok untuk mereka kaum kelas
menengah kebawah, padahal fakta dan kenyataannya tidak demikian. Semua balik
lagi ke diri kita sendiri, apakah kita ingin tetap melestarikan keberadaan
pasar tradisional yang sudah ada sejak dahulu atau tetap dengan pilihan ingin
pergi ke mall-mall. Dan bagaimana kebijakan diri kita sendiri untuk mengatur dan mebedakan mana kebutuhan pokok mana kebutuhan sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar