Banyak orang yang menilai sebelah mata tentang sepak bola
Indonesia, mungkin dikarenakan sepak bola Indonesia identik dengan kerusuhan
antar supporter, permasalahan para petinggi pengurus organisasi sepak bola
Indonesia yang tak kunjung menemui titik terang dan sudah ada campur tangan
politik sehingga membuat persepak bolaan Indonesia minim prestasi di ajang
internasional . Menurut saya, kerusuhan dalam sepak bola terutama antar
supporter tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Banyak klub-klub sepak bola di
benua amerika dan eropa yang juga sering terjadi kerusuhan antar supporter,
namun mungkin luput dari pemberitaan media di Indonesia, tapi entahlah saya
tidak mau membahas tentang kerusuhan antar supporter semua kembali kepada
pribadi para supporter tersebut untuk dewasa dalam menyikapinya.
Ditengah carut marutnya sepak bola Indonesia yang tak juga
selesai, saya tetap menaruh bangga akan persepak bolaan Indonesia, terutama
pada PERSIJA. Dari banyak orang yang saya jumpai, terutama teman-teman saya,
mereka dengan bangga menyatakan kecintaan mereka terhadap klub-klub sepak bola
luar negeri, terkadang saling mengejek satu sama lain. Saya pun menyukai salah
satu klub sepak bola di eropa, dan hanya sekedar menyukai. Tapi saya mencoba untuk
bersikap realistis, karena Indonesia juga memiliki klub-klub sepak bola yang
tidak kalah bagus dari klub-klub sepak bola luar negeri. Maka dari itu saya
bangga di Indonesia ada klub sepak bola seperti PERSIJA. Mengapa Persija? Karena
saya tinggal di Jakarta dan Persija adalah klub sepak bola dari kota Jakarta. PERSIJA
bisa mengajarkan saya akan arti dari kebersamaan, loyalitas dan saling
menghargai dan masih banyak hal lain yang menurut saya sangat bernilai dan tak
terlupakan dalan hidup. Semua itu bisa didapatkan ketika berada didalam stadion
mendukung saat PERSIJA bertanding, mungkin hal itu semua tidak akan didapatkan
oleh para pecinta sepak bola luar negeri yang hanya bisa menyaksikan klub
kesayangannya bertanding dari layar kaca. Pertama kali saya datang ke stadion
untuk mendukung persija pada saat kelas 4 sekolah dasar, saat itu stadion Lebak
Bulus menjadi home base persija. Alhamdulillah, sampai saat ini saya kuliah
semester 4 masih tetap mendukung persija, walaupun saat ini menurut saya materi
pemain yang dimiliki persija kurang mumpuni untuk bersaing dalam kompetisi.
Dari sini saya bisa belajar arti loyalitas, dimana keadaan klub sedang tidak
stabil tapi tetap mendukung PERSIJA adalah suatu kewajiban bagi saya. Disini saya
menganggap diri saya hanya seorang fans biasa, karena masih banyak the jak
mania yang memiliki pengalaman lebih dari pada saya dalam mendukung PERSIJA.
Secara pribadi saya mencoba mendukung klub sepak bola dalam negeri, karena
menurut saya kemajuan persepak bolaan Indonesia bisa tumbuh berkembang apabila
kita sendiri mendukung persepak bolaan dalam negeri tersebut. Di tengah
padatnya dan sibuknya aktivitas ibu kota Jakarta, masih tersisa satu ikon dari
kota Jakarta yang tak boleh untuk dilupakan yaitu PERSIJA JAKARTA. Dan saya
bangga pada PERSIJA dan sangat bangga menjadi The Jak Mania. Forza PERSIJA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar