Animated Sonic

Kamis, 25 April 2013

Fenomena Alay




Beberapa tahun belakangan ini sering kita mengenal sebutan 4L@y atau dibaca Alay. Istilah alay berasal dari kata anak lebay atau anak layangan yang ditujukan terhadap anak-anak remaja yang norak, kampungan dan lebay. Bukan hanya anak-anak remaja yang gayanya kampungan, norak dan lebay saja, orang dewasa pun masih ada yang seakan ikut ambil andil dalam fenomena alay ini. Kata alay kini sudah melebar ke arah fashion, bahasa (tulisan) dan juga pose saat berfoto (narsisme). Banyak remaja yang cara berpakaiannya berlebihan, entah mau dibilang keren atau gimana, mungkin bagi dirinya terlihat keren tapi tidak untuk orang yang melihatnya. Bahasa, banyak anak alay yang tutur bahasanya sulit dimengerti, terlebih jika mengetik tulisan untuk pesan singkat, huruf besar dan kecil serta simbol-simbol melebur menjadi satu lalu disingkat-singkat sehingga sulit untuk dibacanya, mungkin cuma dirinya saja yang bisa mengerti tulisannya. Foto, banyak anak alay yang ketika berfoto bergaya dengan aneh-aneh, misalnya mulut agak sedikit di manyun dan mengambil posisi foto dari atas. Seakan mereka ingin tetap terus eksis berada dilingkungannya. Ada yang bilang alay adalah proses mencari jati diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Menurut saya hal tersebut tidaklah benar, karena proses pencarian jati diri bisa didapatkan dengan melakukan hal-hal positif. Efek negative dari alay ada yang dikenal dengan istilah ababil atau ABG labil. Yang dimaksud disini yaitu remaja tersebut sering mengalami kegalauan atau kegelisahan yang terlalu berlebihan. Dan yang lebih kritis, keababilaan yang mereka alami justru mereka tumpahkan di dunia maya atau jejaring sosial. Tiap hari, tiap jam bahkan tiap menit, aktivitas keababilan tak henti-hentinya mereka ekspose. Menyikapi hal tersebut, saya berharap agar fenomena alay ini segera berakhir, karena saya agak khawatir terhadap semuai ini. Saya merasa takut, bahwa fenomena alay ini akan memiliki ekses negatif dikemudian hari, terlebih untuk para pemuda yang notabene adalah penerus bangsa. Akan tetapi semua balik lagi ke diri sendiri, apakah ingin bergaya hidup seperti alay atau tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat membaca dan semoga bermanfaat ---------- Selamat membaca dan semoga bermanfaat ---------- Selamat membaca dan semoga bermanfaat ----------Selamat membaca dan semoga bermanfaat